.......................kadang terinspirasi - ketika hati menikmati sepi .......................

Rabu, 12 Maret 2014

KUCING INGIN JADI ANAK TIKUS




Cerita rakyat Bengkulu


        Alkisah, di tengah hutan lebat di Bengkulu, hiduplah seekor kucing betina. Ia mempunyai anak yang manis, bernama si Belang. Namun si Belang adalah anak yang malas. Ia tak suka di ajak pergi ibunya untuk mencari mangsa. Si Belang hanya bermalas-malasan dirumah dan menunggu makanan ketika ibunya datang dari berburu tikus. Demikianlah setiap hari sang ibu selalu pergi mencari makanan, berkejar- kejaran dengan tikus atau binatang lain demi member makan si Belang.

        Si Belang mulai tumbuh dewasa. Namun ia tetap saja menjadi anak pemalas. Ibunya selalu mengajaknya pergi berburu, namun selalu saja si Belang menolaknya.

Ibunya semakin tua tetapi stiap hari ia harus bekerja keras mencari makan. Badannya lelah dan jatuh sakit.

“Wahai Belang, hari ini ibu tidak enak badan. Ibu tidak bisa keluar rumah mencari makan. Berarti kita harus lapar,” kata ibunya. 

 “Ah, Ibu. Engkau harus pergi, Bu. Aku tidak mau tidur dengan perut lapar,“ jawab si Belangang tak peduli tentang kesehatan ibunya yang semakin memburuk. 

“Aku tak mampu. Otot-otot ku kejang, tubuhku panas dan kepalaku pening. Sebaiknya kau saja yang pergi mencari makan. Bukan kah kau sekarang sudah besar. Kukira kau telah mampu memburu dan menangkap binatang !”

 “Tidak. Aku tak suka itu,”“Belang, dengarlah nasehat ibu. Setiap anak binatang yang sudah dewasa harus mampu mandiri. Harus bisa mengurus dirinya sendiri, mencari makan sendiri dan bias menyelamatkan diri jika diserang musuh. Kau sudah besar, maka kau harus belajar untuk bisa mengurus diri sendiri.”

Si Belang yang pemalas itu tidak segera menjawab. Ia merasa tidak suka jika ibunya berkata demikian. Nasehat ibunya tidak diterima dengan baik, namun dianggap bahwa ia di usir jauh- jauh dari rumahnya.

“Baiklah aku akan pergi.”jawabnya dengan nada marah.

Tanpa lagi bicara sepatah kata pun, si Belang melangkah pergi. Sementara ibunya dibiarkan sendirian berbaring sakit.

Sementara itu, dengan hati suntuk si Belang harus melangkah. Ia merasa telah di usir oleh ibunya. Kemanakah harus pergi? Sedangkan dirinya tak pernah sekalipun mencari makan. Selama ini ia bermalas-malasan dan tak pernah ikut ibunya berburu makanan.

Si Belang kemudian memutuskan untuk mencari ibu pengganti.

”aku tak sudi dengan ibuku. Aku harus mencari ibu yang lebih perkasa, sehat dan mampu mencari makanan untukku,” katanya dalam hati.

Secara tak sengaja ia mengangkat kepala dan matanya memandang mata hari yang bersinar. Cahayanya menyilaukan matanya. Si Belang merasa takjub, karena selama hidup ia tak pernah melihat matahari.

”Pasti dia perkasa. Cahayanya saja dapat menyilaukan mata. Aku ingin ia menjadi ibuku,” gumannya sendiri.

Ia lalu memberanikan diri untuk menyapa matahari.

“ Wahai, siapakah gerangan engkau yang bersinar terang dan tampak perkasa?” teriak si Belang

.“Namaku matahari,” jawabnya

.“ Wahai matahari, sudikah engkau menjadikan diriku sebagai anak?”

 “ Mengapa engkau ingin menjadi anakku?”

 “ Aku ingin punya seorang ibu yang perkasa sepertimu. Engkau kuat, dan cahayamu menerangi dunia.” 

            Matahari tertawa terbahak-bahak. Lalu berkata,

 “ jika kau memandangku, maka aku tampak perkasa. Namun sebenarnya di dunia ini tidak ada yang boleh mengaku paling kuat. Sebab diatas mahluk yang mengaku kuat sesungguhnya masih ada yang lebih kuat.”   

“ Tidak, kau pasti kuat dan perkasa.” 

“O, engkau keliru. Sebab aku masih dapat dikalahkan oleh mendung. Lihatlah, jika ada mendung berarak maka aku menjadi tertutup.”  

            SiBelang merenung sejenak. Hatinya sedih. Ternyata matahari yang dikira kuat masih dapat dikalahkan oleh mendung. 

“ Hai matahari, sebaiknya aku aharus kemana? Siapakah yang pantas menjadi ibuku?”  

“ Datanglah menemui awan hitam.” Matahari menasehati. Si Belang pun mendatangi awan hitam. 

“Wahai Mendung maukah maukah engkau menjadikan aku sebagai anakmu? Karena aku menganggapmu paling kuat. Kau bias mengalahkan matahari,” kata si Belang berharap. 

“Memang benar aku bias menutupi wajah matahari. Namun aku masih dapat dikalahkan oleh angin.” 

“Kalau begitu, siapakah yang pantas menjadi ibuku?” 

“Temuilah angin dan katakan keinginanmu!”

Si Belang menemui angin dan menyakan maksudnya, ingin dijadikan anak. Namun Angin tidak bersedia. Ternyata angin yang dapat mengalahkan mendung itu masih kalah dengan mahluk lain.

“Maafkan aku wahai si anak kucing yang manis. Memang benar. Aku dapat mengalahkan mendung. Aku dapat mendorongnya dan menghancurkannya menjadi butiran-butiran air hujan. Namun kekuatanku masih dapat di kalahkan oleh bukit.” Kata Angin

“Aku tak percaya.” 

“Aku memang bebas bergerak kesana kemari. Namun suatu ketika aku terbentur bukit yang kokoh. Aku tak bisa merobohkannya. Sebaiknya kau datangi saja Bukit dan katakan maksudmu!”

Si Belang melangkah dengan kecewa. Ia tidak dapat menemukan Ibu yang perkasa seperti dambaannya. Denga kaki yang sudah letih, ia pergi menemui Bukit.

“ Tampaknya engkau sedang bersedih hati. Dapatkah aku menolongmu wahai anak manis?” sapa Bukit kepada si Belang 

“ Benar, aku ingin mendapatkan ibu yang paling kuat dan perkasa di dunia ini. Maukah engkau menjadikan aku sebagai anakmu, wahai Bukit?” kata si Belang menumpahkan perasaanya. 

“ Mengapa engkau mencari ibu yang paling kuat dan perkasa. Apakah kamu tidak mempunyai ibu?”

 “ Punya. Dia sudah tua dan sakit-sakitan. Dia jahat. Aku tak suka ibuku lagi. Aku ingin ibu yang kuat dan tidak dapat dikalahkan oleh angin.”

 “ Jangan begitu anak manis bagaimanapun keadaan ibumu, kau harus sayang dan berbakti, patuh dan taat kepadanya.” 

“ Tidak mau, aku tak suka. Aku ingin kau menjadi ibuku.”

“ Ya…ya… aku tidak bias dikalahkan oleh Angin. Namun bukan berarti aku terkuat di dunia. Aku masih dapat di kalahkan oleh Kerbau. Lihatlah punggungku ini banyak terluka. Setiap hari Kerbau menandukku tanpa aku bisa melawannya,” kata Bukit.

Bukit menyarankan agar si Belang mendatangi kerbau saja barangkali ia mau menjadi ibunya. Akhirnya dengan susah payah si Belang mendapatkan kerbau yang sedang berendam dalam sungai keruh.

“Selamat siang bibi kerbau,” si Belang menyapa.

            Dengan bermalas-malasan si kerbau menoleh kearah si Belang.

 “Siapakah kau?”tanyanya. 

“Aku si Belang.” 

“Ada keperluan apa?”

 “Aku ingin agar bibi kerbau mau menjadikan aku sebagai anak.”

Kerbau itu tertawa terbahak-bahak. Kedengarannya lucu.

“Apakah yang membuatmu tertarik untuk menjadi anakku? Apa kau mau berendam seperti ini?” 

“Bukan begitu, bibi.”

 “Lalu ?” 

“Aku mendambakan ibu yang terkuat di dunia ini. Dan kaulah ternyata yang paling kuat karena dapat melukai punggung bukit. Karena itu, terimalah aku sebagai anakmu!”

 “Aku bukanlah makhluk terkuat di dunia. Masih ada yang lebih kuat. Maka pergilah dan temuilah rotan. Meskipun aku kuat namun tak berdaya dengan rotan. Lihatlah aku diikat dengan rotan seperti ini da di gelendang pak tani.”

Si Belang pergi dan mencari tahu, dimana tempat rotan. Akhirnya diketahui bahwa rotan berada di lembah sana. SiBelang mendatanginya dan menyatakan maksudnya.

“Menurut bibi kerbau, engkaulah yang terkuat di dunia ini. Karena engkau bias mengikat bibi kerbau menjadi tak berdaya. Karena itu ambillah aku sebagai anakmu, wahai rotan!” kata si Belang merengek-rengek. 

“Kau telah keliru wahai anak manis. Aku memang dijadikan untuk mengikat kerbau sehingga Ia tak berdaya. Namun sebenarnya hidupnya tidak tenang. Setiap hari batangku yang masih muda di gerogoti tikus. Kukira, Makhluk yang paling kuat dan perkasa di dunia ini adalah tikus

.“Dimanakah rumah tikus?” Tanya si Belang penasaran. 

“Carilah lubang-lubang di lembah. Ketuklah setiap lubang, mak engku akan menjumpai tikus yang perkasa!” kata rotan 

           Dengan bersusah payah si Belang mengetuk setiap lubang si suatu lembah. Akhirnya muncullah seekor tikus dengan wajah penuh ketakutan. Namun ia berusaha untuk menyembunyikan ketakutannya. Bukankah selama ini musuh bebuyutannya adalah kucing.

 “mengapa kucing mendatangiku, apakah gerangan keperluannya?”demikian pikir tikus dalam hati 

“Wahai tikus, engkau dikenal sebagai makhluk terkuat didunia ini karena dapat mengalahkan rotan. Karena itu, sudilah kiranya engkau menerima aku sebagai anakmu!” kata si Belang.

           Tikus merasa heran

”apa aku tidak salah dengar? Mungkinkah seekor tikus punya anak kucing. Ah, tidak lucu” jawabnya. 

“Tolonglah, jadikanlah aku sebagai anak angkatmu. Karena aku ingin mempunyai ibu yang kuat dan perkasa!” desak si Belang.

Ketakutan tikus mulai sirna. Ia mendekati si Belang dan menceritakn bahwa dirinya bukan makhluk terkuat.

“Aku bukan makhluk terkuat. Masih ada lagi yang lebih kuat dariku, wahai si Belang“

 “siapakah dia?”

 “Di hutan ada seekor kucing betina. Usianya sudah tua. Setiap hari memburuku dan memburu anak-anakku. Banyak saudara-saudara kami di terkam nya maka carilah kucing betina itu. Tampaknya kau akan pantas sekali menjadi anak nya!” nasehat tikus.

Si Belang kemudian pergi mencari kucing betina seperti yang di ceritakan tikus. Ternyata kucing betina yang dimaksudkan adalah ibunya sendiri.

“kalau makhluk terkuat itu ibuku sendiri, mengapa aku harus bersusah payah mencari yang lain?”pikirnya dalam hati.

Si Belang menyesal. Kini ia berjanji akan mematuhi ibunya. Ia tidak akan malas lagi dan ingin diajak berburu mencari makan. 

Maaf, aku belum tahu pengarang hikayat ini dan  kujadikan sebagai bahan karya tulis untuk di bacakan di sekolahku.


Pesan moral yang dapat diambil :

-  Tidak ada kenikmatan yang di raih tanpa usaha dan jerih payah, dan belajar mandiri tanpa harus selalu menyandarkan pada orang-tua atau siapapun kecuali kepada Allah SWT, dengan menghilangkan sikap malas dan manja.

- Tidak ada makhluk terkuat di dunia, selalu punya kelemahan masing-masing, maka tidak boleh menyombongkan diri atas kelebihan yang ada.

-  Kita harus saling menghormati dan menghargai dengan cara yang sesuai, tetapi  tidak ada makhluk yang paling patut dihormati selain dari Ibu sendiri

- Pemahaman selanjutnya kami serahkan kepada pembaca.

       
Semoga bermanfaat ,

  

Serang, Januari 2013




(    vida - gooddeal    )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar